Karena dulu ketika di dunia, mereka tidak menjadikan sunnah beliau sebagai sumber agama
>>>
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap ummatku akan masuk Surga, kecuali yang enggan.” Mereka (para Shahabat) bertanya: “Siapa yang enggan itu?” Jawab beliau: “Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk Surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan.”
Terlebih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjanjikan bahwa beliau akan menunggu kita para umatnya di telaganya (al Haudh) untuk bersama-sama minum air telaga itu. Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menunggu kalian di al Haudh, telaga. Siapa yang mendatanginya, dia akan minum airnya. Dan siapa yang minum airnya, tidak akan haus selamanya” (HR. Bukhari)
Mereka yang Terusir dari Haudh
Telaga yang demikian luar biasa, penuh kebaikan, ternyata tidak semua bisa menikmatinya. Ada beberapa umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak bisa mendatangi haudh, apalagi menikmati kesegaran airnya. Mereka seolah dihalangi, hingga tersesat tidak menemukannya. Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berusaha memanggilnya, agar mendatangi haudh.
Umatku…umatku… beliau berharap agar mereka bisa turut mendatangi haudh. Hingga beliau mendapatkan jawaban dari Malaikat, mengapa mereka tidak bisa mendatangi haudh.
Pemandangan menyedihkan ini disebutkan dalam banyak hadist.
Berikut diantaranya :
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku berada di haudh. Menunggu orang yang datang kepadaku diantara kalian. Demi Allah, ada beberapa orang yang dijauhkan dariku. Sungguh aku memanggil, ‘Ya Rabb, mereka dariku dan dari umatku.’ Kemudian Dia menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat setelahmu. Mereka terus kembali mundur (murtad)” (HR. Muslim)
Dalam hadis dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Akulah yang pertama kali mendatangi Haudh. Siapa yang menuju kepadaku akan minum, dan siapa yang minum niscaya tidak akan haus selamanya. Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi. Akupun mengatakan, ’Mereka umatku.’ Kemudian disampaikan kepadaku, ”Kamu tidak tahu, perbuatan bid’ah apa yang mereka lakukan setelahmu.” Lalu aku berkomentar, ”Celaka.. celaka orang yang mengubah agama sepeninggalku” (HR. Bukhari & Muslim)
Ibnu Abi Mulaikah, Seorang ulama tabiin yang termasuk perawi hadis ini, pernah berdoa, ”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku balik ke belakang (murtad) atau aku terfitnah sehingga tersesat dari agamaku” (HR. Bukhari)
Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan siapakah orang yang terusir dari telaga beliau. Mereka termasuk umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengenalinya dengan ciri yang ada pada diri mereka. Hingga merekapun beliau panggil, Umatku… umatku…
Hanya saja, mereka umat beliau yang menyimpang. Menyimpang dalam amal dan bahkan dalam aqidah. Dengan sebab ini, mereka terusir dari telaga beliau. Karena dulu ketika di dunia, mereka tidak menjadikan sunnah beliau sebagai sumber agama. Sehingga di akhirat, mereka tidak bisa menikmati air telaga beliau yang berkah.